Martin Heidegger Ada dan Waktu

Martin Heidegger (26 September 1889 - 26 Mei 1976) adalah seorang filsuf dan pemikir Jerman. Dia diakui sebagai salah satu filsuf paling penting abad ke-20, karena kontribusinya atas fenomenologi dan eksistensialisme. Heidegger lahir di pedesaan Meßkirch, Baden-Württemberg, putra dari pasangan Johanna dan Friedrich Heidegger. Heidegger pendek dan berotot dengan mata yang menusuk gelap. Dia menikmati aktivitas di luar ruangan, terutama hobi bermain ski. 

Keluarganya tidak mampu untuk mengirimnya ke universitas, jadi dia memasuki sebuah seminari Jesuit, meskipun dia dipulangkan dalam beberapa minggu karena kondisi kesehatan “jantung psikosomatik”. 

Pada akhirnya Heidegger belajar teologi di Universitas Freiburg dengan dukungan gereja. Kemudian ia mengalihkan bidang studinya ke filsafat. Heidegger menyelesaikan tesis doktornya tentang psikologi pada tahun 1914, dengan dipengaruhi paham Neo-Thomisme dan Neo-Kantianisme. Dalam dua tahun berikutnya, dia bekerja sebagai Privatdozent yang tidak disahkan, kemudian bertugas sebagai tentara selama tahun terakhir Perang Dunia I.



ü  Karya utama: Sein und Zeit (Ada dan Waktu).

ü  Pemikiran filosofis:
     Periode pertama (Ada dan Waktu).
        Bukan eksistensialisme (tentang manusia)
        Pertanyaan tentang makna ada secara baru.
        Ada ® manusia yang mengajukan pertanyaan tsb.
        Manusia = Dasein ® Ada yang berada di situ.
        Manusia terlibat dalam Ada-nya ® eksistensi dan berada-dalam-dunia.
        Struktur Dasein ® sorge (keprihatinan) ® pergaulan praktis dengan benda-benda disertai sikap tertentu terhadap dirinya sendiri dan sesama manusia.
        Temporalitas Dasein ® menuju kematian (Sein zum Tode).
        Prioritas kepada waktu mendatang.

      Periode kedua
      Perbedaan ontologis  antara sein dan Seiende (Ada dan adaan.)

      Metafisika:Periode lupa-akan-Ada (Seinvergessenheit) ® perbedaan antara Ada dan adaan dilupakan ® Ada diperlakukan sebagai adaan.
ü  Memperhitungkan
ü  manipulasi, menguasai, mencari penyebab.

     Teknik:
ü  Sikap manusia: pengenaalan.
ü  Adaan tampak sejauh dapat ditangani, diuasai dan dimiliki.

ü  Amabivalensi teknik: sarana untuk menguasail, tetapi kenyataannya teknik sendiri jadi sulit dikuasai.