Lahir pada 1 Mei 1881, di Sarcenat, Perancis --
meninggal pada 10 April 1955, New York City, AS. Chardin adalah seorang filsuf
sekaligus seorang imam Jesuit, ahli paleontologi Perancis dengan teorinya bahwa
manusia berkembang, secara mental dan sosial, menuju sebuah kesatuan spiritual
akhir. Ketika berusia 18 tahun, Chardin memasuki masa percobaan bagi calon
biarawan Yesuit di kota Aix-en-Provence. Pada usia 24 tahun, ia mulai memegang
jabatan profesor selama 3 tahun di perguruan tinggi Yesuit di Kairo. Ia ditahbiskan
sebagai imam pada tahun 1911. Namun ia memilih untuk menjadi pengangkat tandu
daripada menjadi seorang pendeta di kancah Perang Dunia I. Ia dianugerahi
medali militer dan Legion of Honour. Perjalanan berikutnya, pada tahun 1930,
membawanya ke Gurun Gobi, Sinkiang, Kashmir, Jawa, dan Burma (Myanmar).
Sebagian besar tulisan Teilhard bersifat
ilmiah, yang utamanya berkaitan dengan paleontologi mamalia. Buku-buku filsafat
karyanya adalah hasil dari pemikirannya yang mendalam. Teilhard menulis dua
karya besar di bidang filsafat, yakni Le Milieu divin (1957; The Divine Milieu
- Lingkungan Ilahi) dan Le Phénomène humain (1955; The Phenomenon of Man - Fenomena
Manusia), pada tahun 1920-an dan tahun 1930-an, tetapi kedua publikasi tersebut
dilarang oleh Ordo Yesuit ketika ia masih hidup. Di antara tulisan-tulisannya
yang lain adalah koleksi esai dalam bidang filsafat, seperti L’Apparition de
l’homme (1956; The Appearance of Man), La Vision du passé (1957; The Vision of
the Past), dan Science et Christ (1965; Science and Christ).
–
Latar belakang yang mewarnai
pemikirannya:
•
Jurang antara iman kristen dan
ilmu pengetahuan (teori evolusi).
•
Bentrok
antara ajaran kristen dengan pandangan evolusi (Charles Darwin).
→ tidak bertentangan, tapi kesempatan baru.
–
Pandangan evolusi dan agama:
•
Ada kesatuan fundamental seluruh kosmos termasuk manusia ® kesatuan yang bersifat dinamis.
•
Masalah: peralihan dari tahap
materi ke tahap kehidupan dst. (bdk. Kreasionisme vs generatio spontanea).
–
Materi selalu punya kehidupan dan
kesadaran ® segi luar dan segi dalam (le dehors et le dedans).
–
Perbedaan tingkatan mahluk hidup ® soal
intensitas aspek dalam (le dedans).
–
Materi lebih dari pada sekedar
fisis-kimiawi (Vitalisme)
A. Proses evolusi:
•
Peralihan (loncatan) terjadi
sekali saja dan tak terulang lagi (irreversibel):
–
Dari materi mati ke mahluk hidup.
–
Dari mahluk vertebrata ke manusia
(dari biosphere ke noosphere).
•
Hukum kompleksitas-kesadaran (la
loi de complexité-conscience).
–
Semakin kompleks struktur materi ® semakin
intensif kesadaran.
–
Volume dan struktur otak ® semakin
besar volume dan semakin kompleks strukturnya, semakin tinggi tingkat kesadaran.
•
Makna penciptaan dalam konteks
evolusi:
–
Menciptakan ® menjadikan:
ketergantungan total si tercipta pada pencipta.
–
Proses evolusi sebagai karya
penciptaan.
–
Dunia mempunyai permulaan dalam
waktu.
–
Keagungan Allah sebagai pencipta
tidak berkurang kalau teori evolusi diakui.
B. Masa depan kosmos:
•
evolusi sebagai kemajuan (vs
pessimisme abad ke-20).
•
Evolusi berlanjut pada tingkat noosphere
(menyangkut manusia).
•
Manusia sebagai poros dan garis
depan evolusi:
–
Evolusi seterusnya melibatkan
kebebasan manusia
–
Krisis bukan ancaman pemusnahan ® evolusi
takkan gagal.
–
Dasar optimisme: planetisasi
berkat teknik ® kesatuan umat manusia.
•
Allah sebagai awal proses evolusi
(Alpha) dan sebagai tujuan (omega).
“Allah menjadi semua dalam semua”