
Sebagian besar tulisan Teilhard bersifat
ilmiah, yang utamanya berkaitan dengan paleontologi mamalia. Buku-buku filsafat
karyanya adalah hasil dari pemikirannya yang mendalam. Teilhard menulis dua
karya besar di bidang filsafat, yakni Le Milieu divin (1957; The Divine Milieu
- Lingkungan Ilahi) dan Le Phénomène humain (1955; The Phenomenon of Man - Fenomena
Manusia), pada tahun 1920-an dan tahun 1930-an, tetapi kedua publikasi tersebut
dilarang oleh Ordo Yesuit ketika ia masih hidup. Di antara tulisan-tulisannya
yang lain adalah koleksi esai dalam bidang filsafat, seperti L’Apparition de
l’homme (1956; The Appearance of Man), La Vision du passé (1957; The Vision of
the Past), dan Science et Christ (1965; Science and Christ).
–
Latar belakang yang mewarnai
pemikirannya:
•
Jurang antara iman kristen dan
ilmu pengetahuan (teori evolusi).
•
Bentrok
antara ajaran kristen dengan pandangan evolusi (Charles Darwin).
→ tidak bertentangan, tapi kesempatan baru.
–
Pandangan evolusi dan agama:
•
Ada kesatuan fundamental seluruh kosmos termasuk manusia ® kesatuan yang bersifat dinamis.
•
Masalah: peralihan dari tahap
materi ke tahap kehidupan dst. (bdk. Kreasionisme vs generatio spontanea).
–
Materi selalu punya kehidupan dan
kesadaran ® segi luar dan segi dalam (le dehors et le dedans).
–
Perbedaan tingkatan mahluk hidup ® soal
intensitas aspek dalam (le dedans).
–
Materi lebih dari pada sekedar
fisis-kimiawi (Vitalisme)
A. Proses evolusi:
•
Peralihan (loncatan) terjadi
sekali saja dan tak terulang lagi (irreversibel):
–
Dari materi mati ke mahluk hidup.
–
Dari mahluk vertebrata ke manusia
(dari biosphere ke noosphere).
•
Hukum kompleksitas-kesadaran (la
loi de complexité-conscience).
–
Semakin kompleks struktur materi ® semakin
intensif kesadaran.
–
Volume dan struktur otak ® semakin
besar volume dan semakin kompleks strukturnya, semakin tinggi tingkat kesadaran.
•
Makna penciptaan dalam konteks
evolusi:
–
Menciptakan ® menjadikan:
ketergantungan total si tercipta pada pencipta.
–
Proses evolusi sebagai karya
penciptaan.
–
Dunia mempunyai permulaan dalam
waktu.
–
Keagungan Allah sebagai pencipta
tidak berkurang kalau teori evolusi diakui.
B. Masa depan kosmos:
•
evolusi sebagai kemajuan (vs
pessimisme abad ke-20).
•
Evolusi berlanjut pada tingkat noosphere
(menyangkut manusia).
•
Manusia sebagai poros dan garis
depan evolusi:
–
Evolusi seterusnya melibatkan
kebebasan manusia
–
Krisis bukan ancaman pemusnahan ® evolusi
takkan gagal.
–
Dasar optimisme: planetisasi
berkat teknik ® kesatuan umat manusia.
•
Allah sebagai awal proses evolusi
(Alpha) dan sebagai tujuan (omega).
“Allah menjadi semua dalam semua”